Suatu ketika seorang yahudi yang hidup susah pernah berkata kepada Imam Ibnu Hajar :
“Sesungguhnya Nabi kalian berkata:“Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan Surganya orang kafir.” (HR. Muslim)
Namun kenapa engkau sebagai seorang beriman menjadi seorang hakim besar di Mesir, dalam
kehidupan yang mewah, dan dalam kenikmatan seperti ini. Sedang aku -yang kafir dalam
penderitaan dan kesengsaran seperti ini?.”
Maka Imam Ibnu Hajar menjawab : “Aku dengan keadaanku yang penuh dengan kemewahan dan
kenikmatan dunia ini bila dibandingkan dengan kenikmatan Syurga adalah seperti sebuah
penjara. Sedang penderitaan yang kau alami di dunia ini dibandingkan dengan yang adzab
Neraka itu seperti sebuah Syurga.”
Maka si yahudi itupun kemudian jadi insaf dan sedar, langsung mengucapkan syahadat : “Asyhadu anlailaha
illallah.
Wa asyhadu anna Muhammad rasulullah.” tanpa berfikir panjang langsung masuk Islam.
sumber: Zilzaal
__________________________________________________________________________________
ISTIGHFAR SI TUKANG ROTI
Kisah ini terjadi pada zaman Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullahu. Suatu hari Imam Ahmad r.a ingin menghabiskan malamnya di sebuah masjid, akan tetapi beliau dilarang menginap di masjid oleh perantara penjaga masjid. Imam Ahmad berusaha agar diizinkan namun sia-sia.
Imam Ahmad berkata kepadanya, “Saya akan tidur di sini.” Dan benar, Imam Ahmad bin Hanbal tidur di tempatnya itu. Maka penjaga masjid mengeluarkannya dari kawasan masjid.
Imam Ahmad bin Hanbal adalah seorang syaikh yang berwibawa, terlihat padanya ciri-ciri kebaikan dan ketakwaan. Tiba-tiba beliau dilihat oleh seorang tukang roti. Melihat beliau seperti itu, dia menawarkan agar menginap di rumahnya. Lantas Imam Ahmad bin Hanbal mengikuti si tukang roti.
Dia menjamu beliau kemudian beranjak pergi mengambil adunannya untuk membuat roti. Imam Ahmad mendengar si tukang roti beristihfar dan beristighfar.
Waktu berlalu lama, sementara dia tetap seperti itu (beristighfar), Imam Ahmad bin Hanbal kehairanan. Ketika hari beranjak pagi, Imam Ahmad bertanya kepada tukang roti tentang istighfarnya semalam, dia menjawab bahwa selama mengadun tepungnya, dia mengadun sambil beristighfar.
Imam Ahmad bertanya kepadanya, “Apakah kamu mendapatkan buah dari istighfarmu?” Imam Ahmad bertanya kepada si tukang roti dengan pertanyaan ini karena beliau tahu buah-buah istighfar, beliau tahu keutamaan istighfar, serta tahu faedah-faedah istighfar.
Tukang roti berkata, “Ya. Demi Allah, saya tidak memohon permohonan kecuali pasti dikabulkan, kecuali satu doa.”
Imam Ahmad bertanya, “Apa itu?”
Si tukang roti berkata, “(Permohonan untuk) melihat Imam Ahmad bin Hanbal!”
Imam Ahmad berkata, “Saya lah Ahmad bin Hanbal. Demi Allah, aku diseret kepadamu.”
> Kisah ini disebutkan oleh al-Ustadz Amr Khalid
Sumber: Keajaiban Sedekah & Istighfar karya Hasan bin Ahmad bin Hasan Hammam (penerjemah Muhammad Iqbal, Lc & Jamaluddin), penerbit Darul Haq cet. V, Rajab 1429 H/Agustus 2008 M, hal. 142-143.
No comments:
Post a Comment