"Serangkap perkataan sudah cukup untuk mereka yang mahu mengambil iktibar, tetapi seribu perkataan tidak cukup bagi mereka yang keras hati"

(UNTUK KESAN BACKGROUND MUSIC TERBAIK, SILA SET KAN VOLUME 20-25 SAHAJA, TQ)

Monday 19 November 2012

KISAH KEAJAIBAN PERANG DI GAZA, PALESTIN...

 


Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk dapat  masuk ke dalamnya saja Israel sangat kesulitan.

Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, ubat-ubatan, dan bahan bakar, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.

Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka”menjatuhkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan simpanannya.

Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus undur dari Gaza.






Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestin, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Syarikat.




Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu berundur dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata “kuno”.


Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para wartawan, bahkan disiarkan para khatib Palestin di khutbah-khutbah Jumaat mereka.


Berikut ini adalah rangkuman kisah-kisah “ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk kita ingat dan renungkan:

Pasukan "Berseragam Putih" di Gaza

Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestin. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.

Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.

Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki disoal siasat  mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.

Saat disoal siasat, sebagaimana ditulis laman  Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam. Akan tetapi tentera itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pengsan.

Selama tiga hari berturut-turut, setiap kali ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentera itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”

Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestin di laman milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Pemandunya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Pemandu malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma pemandu  ambulan.”

Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si pemandu  pun kebingungan, kerana ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.

Suara Tak Bersumber

Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di laman  Al Qassam dengan judul Ayat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).


Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.


“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.


Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas kerana mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.


Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.


“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, kerana tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.


Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank me lalui ranjau yang tertanam, sesuatu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justeru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak tentera  Israel meninggal serta merta. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.


Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam laman alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan,


“Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencuba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”


Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang hendak berpindah bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.


Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.


“Kami menangis bukan kerana khuwatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis kerana bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya.


Saksi Askar Israel

Cerita tentang “askar berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestin atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.


Laman al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.


“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentera berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan itu.


Di tempat lain ada askar  Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, bila  munculnya, dan ke mana menghilangnya.


Masih dari Channel 10, seorang  tentera Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih dengan janggut panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”


Cerita ini menghairankan banyak penonton. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu?


Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh

Di saat para mujahidin tersepit, haiwan-haiwan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.


Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah Al Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat menghulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel mengesan  mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.


Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, kerana pesawat masih berputar-putar di atas.


Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar melalui, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.


Apa daya, kaum Mujahidin tak dapat berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul betul2 di atas ranjau.


Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga tidak memiliki kesempatan serupa.”


Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat pbetul2 di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.


Setelah tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnya ledakan? Wallahu a’lam.


Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khuwatir jika api itu semakin tak terkendali.


Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”


Maka, tidak lebih dari tiga minit, api pun padam. Para mujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.


Merpati dan Anjing

Seorang mujahid Palestinmenuturkan kisah “aneh” lainnya kepada laman Filithin Al Aan (25/1/ 2009).
Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum peluru berpandu  Israel berjatuhan di wilayah itu.


Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.


Begitu merpati itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.


Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan laman  Filithin Al Aan.
Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan rondaan di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.


Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Kerana itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”


Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa kurma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.


Kabus  pun Ikut Membantu

Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).


Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan rondaan di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.


Di saat posisi para mujahidin tersepit, kabus tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabus itu lelah menutupi pandangan mata tentera Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.


Kisah  serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis di laman  almesryoon.com (sudah tidak boleh diakses lagi). la bercerita bagaimana kabus tebal tiba-tiba turun dan membantu para mujahidin untuk melakukan serangan.


Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel untuk  meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.


Tiba-tiba turunlah kabus tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kenderaan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat itu dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.


Selamat Dengan al-Qur’an

Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki hospital  As Syifa’. Seorang doktor yang memeriksanya kaget ketika mengetahui ada sebutir  peluru bersarang di saku pejuang tersebut.


Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang kerana terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.


Buku kumpulun doa itu berlubang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan peluru  sendiri bentuknya sudah “berantakan”.


Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Doktor Jordan sebagaimana ditulislaman  partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).


Dr. Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebutir peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.


Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik.
Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 peluru berpandunya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya tiang2  bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tempatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.


“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengkhabarkan , ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).


Harum Jasad Para Syuhada


Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak tepat) al-Qassam yang menjadi sasaran peluru berpandu  pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.


Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena peluru berpandu. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.


Sebelum dikebumikan, sebagaimana dipapar di laman syiria-aleppo. com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.


Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.


Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantung plastik.


Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.


Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid kerana serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.


Ketua Parti Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir laman  Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur kerana serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”

Dua
Minggu Wafat, Darah Tetap Mengalir

Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.


Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti penganugerahan  huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.


Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pelarian  Jabaliya.


Kerana kondisi medan, jasadnya baru boleh  dipindahkan  setelah dua minggu  wafatnya di medan pertempuran tersebut.


Walau sudah dua minggu  meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan perpindahan  menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rosak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.


Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestin, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikeranakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.


Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)

Terbunuh 1.000, Lahir 3.000

Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terubati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.

Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesihatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang majoritinya  wanita dan anak-anak,” katanya.

Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu  kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada akhir  bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kes.

Nisbah antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka.

Sumber: emzeth.com

Sunday 11 November 2012

KISAH DISEBALIK FENOMENA AIR LAUT YANG TERPISAH....



Kapten Jacques  Cousteau....

“Sesungguhnya dalam penciptaan bumi dan langit dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang orang yang berakal”. (QS. Al-Imran: 190)


Di Perancis, Islam merupakan agama paling cepat pertumbuhannya. Tidak ada agama lainnya, yang begitu cepat pertumbuhannya di Perancis, kecuali Islam.

Pemeluk Islam terus begitu "booming" di Perancis dalam beberapa tahun ini. Justeru isu tentang terorisme yang sekarang sedang diperkatakan ramai, tak menghalangi mereka mempelajari Islam, dan kemudian mereka masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimah syahadah.

Saat ini, jumlah orang yang meninggalkan Kristien dan berpindah kepada Islam jumlahnya sudah lebih dari dua ratus ribu. Paderi  Agung Paris - yang menjadi pemimpin tertinggi gereja Katholik Perancis, secara resmi menegaskan angka-angka orang-orang Perancis yang masuk Islam. Di antara mereka, yang telah masuk Islam - tidak hanya pribumi dari kelas pekerja dan pegawai negeri sivil, di antara mereka juga beberapa orang yang memiliki posisi luar biasa.

Ilmuwan besar Perancis - oceanografi, inisiator dari peneliti dibidang kelautan dan kedalaman laut, penemu rumah- aqualung bawah air, perangkat untuk "piring diving", penulis buku popular dan film, Jacque Iv Cousteau yang dikenal di seluruh dunia telah masuk Islam.

Tapi sangat sedikit orang tahu, bahwa penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dia dan fakta refleksi dalam Quran, dan tanda-tanda ilmiah yang telah menyebabkan dia untuk menerima Islam, serta dia meninggal sebagai seorang Muslim.

Jacque terkenal ke seluruh dunia, peneliti lingkungan bawah laut menyatakan, bahwa pilihannya terhadap Islam adalah keputusan yang paling benar dalam hidupnya. Dalam serangkaian tayangan tentang "Laut Hidup", kapten Cousteau mengungkapkan dunia bawah laut sangat mengejutkan.

Investigasi ruang air terbuka di selat Gibraltar, ia menemukan fakta mengejutkan, yang tidak dijelaskan oleh ilmu pengetahuan: adanya dua lapisan air, tidak bercampur dengan satu sama lain.

Keduanya seolah-olah dibagi dengan film itu, dan nampak di antara mereka memiliki perbatasan sendiri. Masing-masing dari mereka memiliki suhu, struktur garam, haiwan dan tumbuhan. Ini adalah perairan Laut Mediterania dan Samudera Atlantik berbatasan satu sama lain di selat Gibraltar.

Pada tahun 1962 - Jacque Cousteau memberitahu - ilmuwan Jerman menemukan, bahwa di Bab el Mandeb, di mana perairan Teluk Aden dan Laut Merah bertemu, antara perairan Laut Merah dan India laut tidak mencampur.

Mengikuti contoh yang dihasilkan penelitian rakannya itu, kami mulai mencari tahu, apakah perairan Samudera Atlantik dan Laut Mediterania bercampur?

Pertama, kami meneliti air Laut Mediterania - tingkat alamiah salinitas, kepadatan dan bentuk kehidupan yang melekat di dalamnya. Kami membuat hal yang sama di Samudera Atlantik.

Kedua aliran  air bertemu di Selat Gibraltar sudah seribu tahun dan akan menjadi logis untuk mengasumsikan, bahwa kedua aliran  air besar untuk waktu yang lama harus ikut campur - kemasinan  dan ketumpatan  harus menjadi identik, atau, paling tidak, hampir sama. .

Tetapi bahkan di tempat-tempat, di mana mereka bertemu erat, masing-masing membuat sifat-sifatnya. Dengan kata lain, di tempat-tempat penggabungan dari dua aliran  air, water curtain tidak memungkinkan mereka untuk bercampur.

Tapi ilmuwan mendapatkan kejutan yang lebih besar dan kekaguman, ketika menemukan, bahwa peristiwa yang ada telah ditulis dalam Quran selama lebih dari 1400 tahun yang lalu.

Dia belajar tentang hal itu dari seorang  doktor Perancis, Moris Bukay, yang menerima Islam. "Ketika saya bercerita tentang penemuan saya, dia skeptis mengatakan kepada saya, bahwa tentang hal itu telah diberitahu 1400 tahun yang lalu dalam Al-Qur'an", ungkapnya.


مرج البحرين يلتقيان ؛ بينهما برزخ لا يبغيان ؛


“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (QS. Ar-Rahman: 19-20)
...


Itu bagi saya sebagai peristiwa yang sangat luar biasa, dan memberikan pencerahan. Hal itu, benar-benar terjadi. Sehingga muncul, ketika saya melihat terjemahan Al-Quran. Lalu saya berseru: "Saya berkeyakinan, bahwa Al-Quran 1400 tahun yang lalu yang dianggap tertinggal di belakang ilmu pengetahuan modern, ternyata tidak benar. Al-Qur'an telah menjelaskan dengan bukti-bukti nyata, dan sekarang semuanya dapat dibuktikan dengan ilmiah", tambahnya.

Itulah Keagungan Yang Maha Kuasa. Setelah itu saya menerima Islam dan setiap hari saya kagum dengan kebenaran, keadilan, kemudahan, atas agama Islam ini. Saya bersyukur bahwa Qur'an dengan tanpa batas, membuka mata saya tentang Kebenaran", ungkapnya.

SubhanaLlah....

sumber: voice of Islam