"Serangkap perkataan sudah cukup untuk mereka yang mahu mengambil iktibar, tetapi seribu perkataan tidak cukup bagi mereka yang keras hati"

(UNTUK KESAN BACKGROUND MUSIC TERBAIK, SILA SET KAN VOLUME 20-25 SAHAJA, TQ)

Wednesday 26 December 2012

DAKWAH MELALUI AKHLAK....





Alkisah
, seorang ayah teramat marah apabila  anak sulungnya diketahui hadir di salah satu
masjid, untuk mengikuti pengajian yang akan disampaikan oleh Ustaz Hasan Al-Banna.

Si ayah, bergegas memasuki masjid. Ia melihat putranya berada di tengah jamaah yang berasak-asak . Tanpa basa basi kepada jamaah di sekitar, ia berteriak keras, menghampiri si anak, lantas memegang tangan dengan kuat dan menggusurnya keluar
masjid.


Ketika  di luar, si ayah sibuk mencari-cari sandalnya. Setelah sandal ditemukan, ia hendak
mengenakannya sambil  berdiri.  Namun, ia kehilangan keseimbangan, dan hampir terjatuh. Pegangan si anak tidak terlalu kuat. Namun saat goyah itu, tiba-tiba dari arah tepinya  ada seorang anak muda yang cepat memegangnya dan menyodorkan sandalnya. Ia membongkokkan badan, mempersilakan si ayah memakai sandal.

Si ayah terkesima. Ia lantas bertanya, "Mengapa kamu lakukan itu?" Ia menjawab, "Kerana Islam memerintahkan kita untuk menghormati orang tua."
"Siapa namamu, anak muda?"
"Hasan Al-Banna."
"Hah Hasan Al-Banna?"
"Ya,"
"Jika begitu, bawalah anakku ini berguru padamu. Ada  satu lagi, akan kukirim mengaji padamu."

Itulah akhlak dari pelanjut dakwah Rasul, Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna. "Tidaklah aku diutus melainkan untuk menyempurnakan akhlak-akhlak terpuji." Sosok dengan kelembutan akhlaknya membuat penjajah Inggeris dan Perancis
ketar-ketir.
Kerana penjajah tahu, dakwah dengan akhlak yang mampu meluluhkan hati, menundukkan fikroh, dan memecahkan kerasnya 'ashobiyah. Rasul tidak mengatakan, "Tidaklah aku diutus melainkan untuk menegakkan syariah atau menegakkan khilafah atau politik atau bisnes, dan lainnya.
Mengapa?  Kerana akhlak adalah RUH yang menjadi SPIRIT bagi setiap langkah seorang hamba saat berhubungan dengan AL-KHALIQ dan Al-Makhluk.

Tanpa akhlak, sistem ekonomi menjadi RIBAWI. Tanpa akhlak, MANDAT menjadi LAKNAT. Terlepas mandat itu melalui sistem monarkhi, demokrasi, sosialis, atau Khilafah sekalipun.Tanpa akhlak, ideologi menjadi MOMOK menakutkan.Tanpa akhlak, hubungan sosial menjadi SIALAN. Tanpa akhlak, Dakwah yang mengajak pun jadi MENGEJEK.

Wahai diri dan jiwa-jiwa yang berharap meraih surga.
Mari hadapkan jiwa kita kepada agama yang hanif. Agama yang sesuai fitrah suci. Maka ajakan, doktrin,atau  ajaran yang bertentangan dengan fitrah ... pasti kerana jauh dari AKHLAK.


sumber: zilzaal

Tuesday 25 December 2012

AKU MENIKAHIMU KERANA ALLAH....




Pernikahan Islam

Hari pernikahanku. Hari yang paling bersejarah dalam hidup. Seharusnya saat itu aku menjadi makhluk yang paling berbahagia. Tapi yang aku rasakan justru rasa haru biru. Betapa tidak. Di hari bersejarah ini tak ada satu pun sanak saudara yang menemaniku ke tempat mempelai wanita. Apalagi ibu. Beliau yang paling keras menentang perkahwinanku. Masih kuingat betul perkataan ibu tempo hari,

“Jadi juga kau nikah dengan guni karung hitam’ itu ….?!?” Duh……, hatiku sempat terngiang-ngiang  mendengar ucapan itu. Masakan calon isteriku disebut ‘guni karung hitam’.

“Kamu sudah kena buatan  barangkali Yanto. Masakan  suka dengan gadis hitam, gendut dengan wajah yang sama sekali tak menarik dan cacat kakinya. Lebih tua beberapa tahun lagi dibanding kamu !!” sambung ibu lagi.

“Cukup Bu! Cukup! Tak usah ibu menghina sekasar itu. Dia kan ciptaan Allah. Bagaimana jika pencipta-Nya marah kepada  ibu…?” Kali ini aku terpaksa menimpali ucapan ibu dengan sedikit emosi. Rupanya ibu amat tersinggung mendengar ucapanku.

“Oh…. rupanya kau lebih memillih perempuan itu berbanding keluargamu. baiklah Yanto. Silakan kau menikah tapi jangan harap kau akan dapatkan seorang dari kami ada di tempatmu saat itu. Dan jangan kau bawa perempuan itu ke rumah ini !!”

Denggg!!

“Yanto…. jangan termenung terus. Sebentar lagi jurunikah  tiba,” teguran Ismail membuyarkan lamunanku.

Segera kuucapkan istighfar dalam hati.

“Alhamdulillah jurunikah  sudah tiba. Bersiaplah …akhi,” sekali lagi Ismail memberi semangat padaku.

“Aku terima nikahnya, kahwinnya Shalihah binti Mahmud almarhum dengan mas kawin sepasang  alat sholat tunai !” Alhamdulillah lancar juga aku mengucapkan aqad nikah.

“Ya Allah hari ini telah Engkau izinkan aku untuk meraih setengah dien. Mudahkanlah aku untuk meraih sebagian yang lain.”

Isteriku


Di kamar yang amat sederhana. Di atas dipan kayu ini aku tertegun lama. Memandangi istriku yang tengah tertunduk larut dalam dan diam. Setelah sekian lama kami saling diam, akhirnya dengan membaca basmalah dalam hati kuberanikan diri untuk menyapanya.

“Assalamu’alaikum …. permintaan hafalan Qur’annya mau di cek bila ye’…?”

tanyaku sambil memandangi wajahnya yang sejak tadi disembunyikan dalam tunduknya.


Sebelum menikah, isteriku memang pernah meminta malam pertama hingga ke sepuluh agar aku membacakan hafalan Qur’an tiap malam satu juz. Dan permintaan itu telah aku setujui.
“Nanti saja dalam qiyamullail,” jawab isteriku, masih dalam tunduknya. Wajahnya yang berbalut tudung putih, ia sembunyikan dalam-dalam. Saat kuangkat dagunya, ia seperti ingin menolak. Namun ketika aku beri isyarat bahwa aku suaminya dan berhak untuk melakukan itu , ia menyerah.

Kini aku tertegun lama. Benar kata ibu ..bahwa wajah isteriku ‘tidak menarik’. Sekilas  fikiran itu muncul ….dan segera aku mengusirnya.

Matanya berkaca-kaca menatap lekat pada bola mataku.

“Bang, sudah saya katakan sejak awal ta’aruf, bahwa fizik saya seperti ini. Kalau Abang kecewa, saya siap dan ikhlas. Namun bila Abang tidak menyesal beristerikan saya, mudah-mudahan Allah memberikan keberkahan yang banyak untuk Abang. Seperti keberkahan yang Allah limpahkan kepada Ayah kepada Imam Malik yang ikhlas menerima sesuatu yang tidak ia sukai pada iserinya. Saya ingin mengingatkan Abang akan firman Allah yang dibacakan ibu kepada  Imam Malik pada suaminya pada malam pertama pernikahan mereka,” …

"Dan bergaullah dengan mereka (isterimu) dengat patut (ahsan). Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) kerana mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjanjikan padanya kebaikan yang banyak.”(QS An-Nisa:19)

Mendengar tutur isteriku, kupandangi wajahnya yang penuh dengan air mata itu dengan halus. Aku teringat kisah suami yang rela menikahi seorang wanita yang memiliki cacat itu. Dari rahim wanita itulah lahir Imam Malik, ulama besar ummat Islam yang namanya abadi dalam sejarah.

Kasih Sayang

“Ya Rabb aku menikahinya kerana Mu. Maka turunkanlah rasa cinta dan kasih sayang milikMu pada hatiku untuknya. Agar aku dapat mencintai dan menyayanginya dengan segenap hati yang ikhlas.”

Perlahan kudekati isteriku. Lalu dengan bergetar, kurengkuh tubuhya dalam deakapanku. Sementara, isteriku menangis tersedu dalam wajah yang masih menyisakan segumpal ragu.

“Jangan memaksakan diri untuk ikhlas menerima saya, Bang. Sungguh… saya siap menerima keputusan apapun yang terburuk,” ucapnya lagi.

“Tidak…Dik’. Sungguh sejak awal niat Abang menikahimu kerana Allah. Sudah teramat bulat niat itu. Hingga Abang tidak menghiraukan ketika seluruh keluarga memboikot untuk tak datang tadi pagi,” paparku sambil menggenggam erat tangannya.

Malam telah naik ke puncaknya pelan-pelan. Dalam lengangnya bait-bait do’a kubentangkan pada Nya.

Robbi, tak dapat kumungkiri bahwa kecantikan wanita dapat mendatangkan cinta buat laki-laki. Namun telah kutepis memilih isteri kerana rupa yang cantik kerana aku ingin mendapatkan cinta-Mu. Robbi saksikanlah malam ini akan kubuktikan bahwa

cinta sejatiku hanya akan kupasrahkan pada-Mu. Karena itu, pertemukanlah aku dengan-Mu dalam Jannah-Mu !


Aku beringsut menuju pembaringan yang amat sederhana itu. Lalu kutatap raut wajah isteriku denan segenap hati yang ikhlas. Ah, .. sekarang aku benar-benar mencintainya. Kenapa tidak? Bukankah ia wanita sholihah sejati. Ia senantiasa menegakkan malam- malamnya dengan munajat panjang pada-Nya.

Ia sentiasa menjaga hafalan Kitab-Nya. Dan sentiasa melaksanakan shoum sunat.
.

“…dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan- tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya pada Allah …” (QS. al- Baqarah:165)

Bahawa cinta itu memerlukan pembuktian, dan aku berharap inilah tanda cinta itu. Aku hanya mengharap redha Allah, dan melupakan kehendak nafsuku sendiri.

=========================================

Ya Allah sesungguhnya aku ini lemah , maka kuatkanlah aku dan aku ini hina maka muliakanlah aku dan aku fakir maka kayakanlah aku wahai Dzat Yang Maha Pengasih…


sumber:  http://tausyah.wordpress.com

Sunday 23 December 2012

Berkat Sekilogram Tepung...

Wanita ini pada asalnya tidak mempunyai asas membuat kerepek.




SIAPA
sangka di sebalik kejayaan wajah tua ini tersimpan seribu satu kenangan pahit yang pernah di tempuhinya dahulu?

Segalanya bermula dengan pantas sekitar tahun 1997 semasa Malaysia mengalami masalah kegawatan ekonomi yang teruk.

Kesusahan hidup yang dialami Siti Amanah Sidek, 57, membuatkan dirinya nekad untuk berkecimpung dalam dunia perniagaan.

“Kehidupan di Tanah Rancangan Felda memang terlalu susah pada waktu itu. Memang tidak sama dengan apa yang kita lihat sekarang.

“Dahulu hendak mandi pun kena angkut air di perigi atau sungai berdekatan. Rumah pula hanya beratapkan zink dan berdindingkan kayu cukup sekadar untuk berlindung daripada hujan dan panas.

“Tetapi sekarang semua sudah berubah. Pendek kata, buka mata sahaja siaplah semua,” katanya memulakan bicara.

Membuka cerita mengenai kisah kehidupan silamnya, wanita yang selesa dipanggil Ummi itu berkata, dia memulakan perniagaan kerepek dengan hanya bermodalkan sekilogram tepung dan minyak sahaja.

Perniagaan yang diceburinya itu bermula dengan niat untuk membantu menjana pendapatan keluarga memandangkan suaminya hanya mengusahakan kebun kecil di belakang rumah.

Legasi perniagaan

Anak-anaknya pula pada waktu itu masih dalam alam persekolahan yang memerlukan perbelanjaan besar untuk membeli kelengkapan sekolah.

“Secara jujurnya, saya tiada asas dalam pembuatan kerepek. Saya belajar melalui pemerhatian terhadap kawan-kawan yang menjalankan perniagaan kerepek.

“Kemudian bila balik sahaja rumah, saya praktikkan apa yang saya nampak dan olah sedikit demi sedikit sehingga rasa kerepek itu ada,” katanya kepada Jurnal.

Melalui fasa naik dan turun sama seperti pengusaha-pengusaha yang lain, dia mengakui bukan mudah untuk bertahan sehingga ke hari ini. Lebih-lebih lagi bagi insan sepertinya yang bukan datang daripada keluarga senang.

Malahan, penglibatannya dalam perniagaan kerepek ibarat bidan terjun yang hanya bermodalkan sekilogram tepung dan minyak.

“Dahulu masa baru-baru mula berniaga susah untuk saya dapatkan pelanggan. Sehari pun belum tentu ada kerepek yang terjual.

Perusahaan makanan

“Mana tidaknya, saya hanya menjual kerepek tepung biasa yang disira sambal. Orang lain pula bermacam-macam jenis dan rasa kerepek yang dijualnya,” katanya.

Ibu kepada lima orang cahaya mata itu bagaimanapun tidak pernah kenal erti putus asa. Menurutnya, dia pernah menjaja di sekeliling kampung semata-mata untuk menjual kerepek.

Lima tahun kemudian kerepeknya mula mendapat sambutan, tetapi dia pula berdepan dengan masalah pengeluaran produk.

Ini kerana kerepek-kerepek tersebut dihasilkan tanpa penggunaan mesin ataupun tenaga kerja yang lain.

Namun segalanya berubah tiga tahun kemudian apabila dia mula mendapat bantuan daripada Jabatan Pertanian.

Bantuan tersebut membolehkan Ummi untuk mendapatkan bantuan dari segi perkakas membuat kerepek.

Tuah ayam nampak di kaki, tuah manusia tak siapa tahu. Siapa sangka, kesabaran menggunung Ummi membolehkannya melebarkan legasi perniagaannya. Daripada kerepek yang dibungkus menggunakan plastik lutsinar tanpa nama tetapi kini namanya menjadi jenama produknya.

Perusahaan Makanan Ummi kini merupakan satu produk makanan berasaskan kerepek yang dikenali di seluruh negeri Johor dan Singapura.

“Dahulu saya hanya mampu untuk menghasilkan sejenis kerepek sahaja dengan menggunakan tepung dan kemudian disira dengan sos pedas.

“Tetapi kini saya mampu menghasilkan pelbagai jenis kerepek seperti kerepek tiram, pagoda, ubi pedas dan cakar ayam,” ujarnya.

Tambahnya, perniagaan yang bermodalkan sekilogram tepung itu membuahkan hasil apabila dia mampu menghasilkan beberapa jenis kerepek yang lain seperti kerepek bawang, ubi pedas, jejari pedas, selayang manis serta selayang pedas.

Perniagaan yang dahulunya hanya dilakukan di rumah berdindingkan papan dan beratapkan zink telah berakhir. Kini, ummi mempunyai kilang memproses kerepeknya sendiri dengan perkakas-perkakas canggih untuk tujuan perniagaan.

Jika dahulu dia membanting tulang seorang diri dan kadangkala dibantu oleh anak-anaknya, kini setelah hampir 15 tahun Ummi meneruskan legasi perniagaannya dengan mengupah seramai tujuh orang pekerja.

sumber : Kosmo! Online (23/12/12)

Wednesday 19 December 2012

KISAH BENAR: MAYAT BUSUK DAN BERULAT




Pengalaman seorang Jurumandi Mayat Daerah Gombak, Selangor.
Kisah benar ini diceritakan oleh Ustaz Abu Bakar Abdul Aziz.


Ia berlaku di kawasan daerah Gombak di mana jurumandi memandikan jenazah yang agak kaya orangnya dan berpengaruh.

Begini ceritanya :-

Saya telah terlibat dalam pengurusan jenazah lebih daripada 20 tahun. Pelbagai pengalaman telah saya lalui kerana dalam tempoh itu bermacam-macam jenis mayat yang telah saya uruskan. Ada yang meninggal dunia akibat kemalangan, sakit tua, sakit jantung, bunuh diri dan sebagainya.

Bagaimanapun, pengalaman menguruskan satu jenazah di sebuah tempat di sempadan Selangor dan Wilayah Persekutuan beberapa tahun yang lalu, telah mendedahkan saya kepada satu kes yang cukup ‘istimewa’ sepanjang pengalaman saya menguruskan jenazah. Inilah kali pertama saya bertemu dengan satu jenazah yang cukup aneh, menyedihkan, menakutkan dan sekali gus menberikan banyak iktibar.



Peristiwa tersebut berlaku dua hari lagi sebelum pilihanraya di Serkam, Melaka. Nama tempat dan nama orang yang meninggal itu tidaklah dapat saya nyatakan di sini. Ia terjadi secara kebetulan ketika saya diminta oleh anak Allahyarham menguruskan jenazah bapanya.

Pada hari itu, saya pergi ke rumah seorang sahabat untuk mengubatkan mata ibunya bagi kali yang terakhir. Niat saya ialah supaya mata ibu tadi sembuh dan boleh membaca Al-Quran. Tetapi apabila saya hendak pulang, anak Allahyarham datang menemui sahabat saya tadi dan bertanya sama ada saya mengurus jenazah atau tidak.

Kawan saya kata, “Cubalah tanya dia sendiri.” Kawan saya ada memberitahu saya dua bulan yang lepas bahawa saya sahaja yang mengadakan kursus dalam hal menguruskan jenazah. Anak Allahyarham menemui saya. Saya beritahu dia bahawa jenazah tidak elok dibiarkan lama-lama.

Jenazah Yang Busuk

Saya terus pergi ke rumahnya. Tapi bila saya hampir sampai ke rumah Allahyarham, saya bau jenazah itu sangat busuk. Baunya cukup pelik dan busuk. Saya telah menguruskan banyak jenazah tetapi tidak pernah saya bertemu dengan mayat yang sebusuk ini.Bila saya tengok wajah Allahyarham, sekali lagi hati saya tersentuh. Saya tengok wajahnya seperti sedang dirundung oleh bermacam-macam perasaaan…takut, cemas, kesal dan bermacam-macam lagi. Wajahnya seperti tidak mendapat nur daripada Allah SWT.

Kemudian saya pun ambil kain kafan yang dibeli oleh anak Allahyarham dan saya potong-potongkan. Secara kebetulan pula, di situ ada dua orang yang mengikuti kursus pengurusan jenazah yang pernah saya jalankan. Saya ajak mereka membantu saya dan mereka bersetuju.

Najis Melalui Mulut

Tetapi semasa memandikan mayat itu, peristiwa pertama berlaku. Untuk makluman pembaca, apabila memandikan jenazah, badan mayat itu perlu dibangunkan sedikit dan perutnya hendaklah diurut urut untuk membolehkan najis keluar. Maka saya pun urut urutkan perut Allahyarham.

Tapi apa yang berlaku pada hari itu amatlah mengejutkan. Allah itu Maha Berkuasa kerana pada hari tersebut, najis tidak keluar daripada dubur mayat tadi tetapi melalui mulutnya. “Lain macam saja ni”, fikir saya. Lalu saya ubah sedikit teknik dan posisi mayat itu dan saya urut-urutkan lagi perutnya.

Tapi najis itu tetap keluar dari mulutnya. Hati saya berdebar-debar. Apa yang sedang berlaku di depan saya ini? Telah dua kali mulut mayat ini memuntahkan najis. Saya harap ia tidak akan berulang lagi kerana saya mahu mengurut perutnya bagi kali yang terakhir. Tiba-tiba ketentuan Allah berlaku. Bila saya urut perutnya, keluarlah daripada mulut mayat itu najis bersama beberapa ekor ulat yang masih hidup. Ulat itu adalah seperti ulat najis. Warnanya putih. Dari mana datangnya ulat itu, jangan tanya saya.

Allahyarham meninggal dunia akibat diserang sakit jantung dan waktu kematiannya dengan waktu saya menguruskan mayatnya cuma lima jam setengah sahaja jaraknya. Aneh, bagaimana dalam tempoh yang sebegitu singkat mayatnya boleh menjadi sedemikian rupa? Saya lihat wajah anak Allahyarham. Mereka seperti terkejut. Mungkin malu, terperanjat dan aib dengan apa yang berlaku pada bapa mereka.

Saya tengok dua orang pembantu tadi, mereka juga terkejut dan panik. Lalu saya bacakan doa untuk mengelakkan badi mayat dan sapukan ke muka mereka. Saya kata kepada mereka, “Inilah ujian Allah kepada kita”. Kemudian saya minta salah seorang daripada pembantu tadi memanggil kesemua anak Allahyarham.

Anak-anak Allahyarham

Allahyarham pada dasarnya seorang yang beruntung kerana mempunyai tujuh orang anak, dan semuanya lelaki. Seorang berada di luar negeri dan enam lagi berada di sini. Bila semua anak Allahyarham masuk, saya marahi mereka. Saya mengingatkan mereka bahawa tanggungjawab saya hanyalah membantu menguruskan jenazah bapa mereka, bukan menguruskan sepenuhnya tanggungjawab tersebut.

Sepatutnya sebagai anak, merekalah yang lebih afdal menguruskan jenazah bapa mereka itu, bukannya tok imam, tok bilal, tok siak. Saya kata, mungkin satu masa dahulu ibu mereka sibuk maka Allahyarham pernah memandikan mereka. Itulah jasa dan pengorbanan seorang bapa.

Tetapi saya kesal kerana dalam saat-saat begini anak-anak Allahyarham tidak langsung hendak membalas jasa bapa mereka itu.

Ulat-alat Hidup

Saya kemudiannya meminta izin serta bantuan mereka untuk menonggengkan mayat itu. Takdir Allah, apabila ditonggengkan sahaja mayat tersebut, tiba-tiba keluarlah ulat-ulat yang masih hidup. Hampir sebesen banyaknya.

Besen itu boleh dianggarkan besar sedikit daripada penutup bilah kipas meja. Subhanallah….suasana menjadi semakin panik. Saya terus bertenang dan berharap tidak berlaku lagi kejadian-kejadian yang lebih ganjil. Selepas itu saya mandikan semula mayat tersebut dan saya ambilkan wuduk.

Saya minta anak-anaknya mengambil kain kafan. Saya bawa mayat tersebut ke dalam biliknya dan tidak diizinkan seorang pun melihat upacara itu kecuali waris yang terdekat, sebab saya takut perkara-perkara yang lebih aib akan berlaku.

Kain Kafan Cukup2


Takdir Allah jua yang menentukan. Apabila mayat ini diletakkan di atas kain kafan, saya dapati kain kafan itu cukup-cukup memarasi hujung kepala dan kakinya, tidak ada lebih. Maka saya tak boleh nak ikat kepala dan kakinya. Tidak keterlaluan kalau saya katakan bahawa kain kafan itu seperti tidak mahu menerima mayat tadi.

Tidak apalah, mungkin saya yang silap semasa memotongnya. Lalu saya ambil baki kain, saya potongkan dan tampungkan di tempat-tempat yang kurang. Memang kain kafan jenazah itu jadi tidak berapa elok, tetapi apa nak buat Itu sahaja yang boleh saya lakukan.

Pada masa yang sama saya berdoa kepada Allah, “Ya Allah, jangan Kau hinakan jenazah ini ya Allah, cukuplah sekadar peringatan kepada hambamu ini”. Selepas itu saya berikan taklimat tentang sembayang jenazah. Tiga kali taklimat diberikan. Yang hadir cuma 13 orang saja.

Tiada Kereta Jenazah


Selepas menyembahyangkan jenazah tadi, satu lagi masalah timbul. Jenazah itu tidak dapat dihantarkan ke tanah perkuburan kerana tidak ada kereta jenazah. Saya hubungi JAWI, JAIS, Pusat Islam, DBKL, Polis dan sebagainya, tetapi yang peliknya, mereka juga tidak mempunyai kereta jenazah kerana kereta yang ada sedang digunakan.

Dalam keadaan itu, seorang hamba Allah muncul menawarkan bantuan. Lelaki itu meminta saya menunggu sebentar untuk membolehkan dia mengeluarkan van dari garaj rumahnya. Kemudian muncullah sebuah van. Tapi ketika dia sedang mencari tempat untuk meletakkan vannya itu di kawasan rumah Allahyarham, tiba-tiba isterinya keluar.

Dengan suara yang tegas dia berkata di khalayak ramai, “Abang, saya tak benarkan kereta saya ini digunakan untuk mengangkat jenazah itu sebab semasa hayatnya dia tidak pernah benarkan kita naik keretanya”. Renungkanlah, kalau tidak ada apa-apa sebab, tidak mungkin seorang wanita yang lembut hatinya akan berkata demikian.

Jadi saya suruh tuan punya van itu membawa vannya balik. Selepas itu muncul pula seorang lelaki menawarkan bantuannya. Lelaki itu mendakwa dia adalah anak murid saya. Dia meminta izin daripada saya dalam 10-15 minit untuk membersihkan keretanya itu. Dalam jangka waktu yang ditetapkan itu, muncul kereta tersebut. Tetapi dalam keadaan yang basah kuyup.

Lori Ayam


Kereta yang dimaksudkan itu sebenarnya adalah sebuah lori, dan lori itu digunakan oleh lelaki tadi untuk menjual ayam. Renungkanlah, pernahkan kita melihat satu jenazah dibawa ke kubur dengan lori ayam? Dalam perjalanan menuju ke kawasan perkuburan, saya berpesan kepada dua pembantu tadi supaya ahli masyarakat tidak payah membantu kami menguburkan jenazah tadi.

Saya suruh mereka pergi kubur saudara mara dan sahabat mereka, itu lebih baik. Saya tidak mahu mereka melihat apa-apa lagi peristiwa ganjil. Rupanya apa yang saya takutkan itu berlaku sekali lagi – takdir Allah yang terakhir amat memilukan. Bila sampai sahaja jenazah tersebut ke kuburnya, saya perintahkan tiga orang anaknya turun ke dalam liang lahad dan tiga lagi turunkan jenazah.

Air Hitam Busuk

Takdir Allah, apabila jasad jenazah itu mencecah sahaja ke bumi, tiba tiba air hitam yang busuk baunya keluar dari celah-celah bumi yang pada asalnya kering. Hari itu tidak hujan, tetapi dari mana datangnya air itu? Sukar untuk saya menjawabnya.

Lalu saya arahkan anak Allahyarham supaya sendalkan jenazah bapa mereka dengan kemas. Saya takut nanti ia akan terlangkup….na’uzubillah. Kalau mayat terlangkup, tidak ada harapan untuk mendapat syafaat Nabi saw.

Tanah Becak

Papan keranda diturunkan dan kami segera kambus kubur tersebut. Selepas itu kami injak-injakkan tanah supaya mampat dan bila hujan ia tidak mendap. Tapi sungguh menyayukan, saya perhatikan tanah yang diinjak itu menjadi becak. Saya tahu, jenazah berkenaan ditenggelamkan oleh air hitam yang busuk itu. Melihatkan keadaan tersebut, saya arahkan anak-anak Allahyarham supaya berhenti menginjakkan tanah itu. Tinggalkan dalam suku meter, timbus dan bataskan.

Ertinya kubur itu tidak dikambus hingga ke permukaan lubangnya, tetapi ia seperti kubur berlubang. Tidak cukup dengan itu, apabila saya hendak membacakan talkin, saya tengok tanah yang diinjak itu ada kesan serapan air. Masya-Allah, dalam sejarah hidup saya, inilah julung-julung kalinya peristiwa seperti itu terjadi. Melihatkan keadaan itu, saya mengambil keputusan untuk menyelesaikan pengebumian secepat mungkin. Sejak sekian lama terlibat dalam pengurusan jenazah, inilah mayat yang saya tidak talkinkan.

Saya cuma bacakan tahlil dan doa yang paling ringkas. Setelah itu saya pulang ke rumah Allahyarham dan himpunkan keluarganya. Saya bertanya kepada isteri Allahyarham, apakah yang telah dilakukan oleh Allahyarham semasa hayatnya.

Adakah dia pernah menzalimi orang alim, mendapat harta secara merampas, menipu rasuah, memakan harta masjid dan anak yatim? Isteri allahyarham tidak dapat memberikan jawapan. Memikirkan mungkin dia malu untuk memberitahu, saya tinggalkan nombor telefon rumah saya. Tetapi sedihnya, sehingga sekarang tidak seorang pun anak-anak Allahyarham menghubungi saya.

Untuk pengetahuan umum, anak-anak Allahyarham merupakan orang-orang yang berpendidikan tinggi sehingga ada seorang yang beristerikan orang Amerika, seorang dapat isteri orang Australia dan seorang lagi isterinya orang Jepun. Saya bertambah sedih apabila dua orang yang membantu saya menguruskan jenazah tadi menelefon saya.

Mereka kata mereka menyesal membantu saya menguruskan jenazah Allahyarham kerana anak-anak Allahyarham telah menjadikan mereka sebagai musuh. Saya bertanya, adakah mereka menceritakan kisah itu kepada masyarakat? Mereka kata ‘TIDAK’. Peristiwa ini akan tetap saya ingat sampai bila-bila. Kepada masyarakat, tanyalah diri kita adakah kita mahu peristiwa itu terjadi pada diri kita sendiri, ibu bapa kita, anak kita atau kaum keluarga kita? Adakah kita mahu peristiwa ini berlaku berulang-ulang kali sehingga sampai satu masa nanti di mana masyarakat menganggap peristiwa ini sebagai perkara biasa?


sumber: biaqpila.blogspot

Sunday 9 December 2012

AKU HANYA PERLUKAN SEDIKIT PERHATIAN...


Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...

Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami dapat  tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasiliti  yang sangat bagus.

Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.

Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pencen  dan menuai hasil usaha  kami. Tiba-tiba isteri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak.

Lalu sejak kematian isteri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami kerana anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya kerana mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukan nya.



Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi khabar melalui telefon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan bahawa  dia akan menjual rumah kerana selain tidak effisien juga  saya dapat ikut tinggal dengannya.

Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya kerana  saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.

Tapi apa yang saya dapatkan ?
Setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan.

Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain.
Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita didalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?

Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain kera
na dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan?

Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan isterinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di rumah orang tua2 dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.

Sekarang sudah 2 tahun saya disini
tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya.
Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri.

Kadang saya menyesali diri mengapa saya boleh  mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari dermawan-dermawan yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya.

Lalu....

*Sampai hatikah kita membiarkan  ayah dan ibu  kesepian dan menyesali hidupnya hanya kerana semua kesibukan hidup kita.
Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ? Ziarah dan senangkanlah hati mereka...
Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan menjadi seperti ini.
Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.

Wallahu a'lam bish-shawab ...

Semoga kita dapat mengambil pengajaran yang bermanfaat dan bernilai ibadah ..

Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

Thursday 6 December 2012

KISAH BENAR: MAYAT SI GADIS....



Bismillah....
Mungkin kisah ini dapat memberi pengajaran kepada kita semua yang masih hidup ini....

Sebagai pemandi mayat selama 13 tahun di Saudi Arabia, ia belum pernah melihat pemandangan seperti ini. Ketika ia membuka selimut yang menutupi mayat tersebut ia terus pengsan. Beberapa wanita datang berusaha menyedarkannya, setelah ia sadar Fulanah segera menemui ibu si mayat tersebut dan bertanya," wahai ukhti seumur hidupku aku belum pernah melihat kondisi jasad yang demikian, aku melihat jasad puterimu dalam keadaan menari (berjoget) ,apa yang dilakukan putrimu di masa hidupnya??"

Sang ibu dengan teresak2 menceritakan, bahwa puterinya semasa hidupnya dipenuhi  muzik dan nyanyian. Ia terobsesi dengan muzik, terlebih usianya yang baru menginjak remaja , sulit bagi siibu untuk menasehatinya. Ia senang menonton lagu-lagu favorit yang sedang hit dalam video klips, menyukai penyanyi-penyanyi tersebut dengan penuh cinta. Hidupnya hanya di isi dengan nyanyian dan muzik.

Suatu hari gadis belasan tahun itu datang ke satu pesta, kerana memang ia diundang oleh kawannya. Dalam sebuah pesta tentu saja didalamnya ada nyanyian dan muzik. Maka ketika lagu kesayangannya dinyanyikan ia tidak dapat menahan dirinya. Mulailah ia menari (berjoget) dan bernyanyi dengan riangnya.

Dalam keadaan yang sangat bersemangat itu tiba-tiba ia terjatuh dan tubuhnya melanggar meja di depannya. Ia tak sedarkan diri, orang-orang di sekitarnya berusaha menolongnya dan mereka mendapati gadis itu telah tiada. Dan, tubuhnya kaku (benar-benar kaku dan keras)tidak dapat digerakkan. Dengan posisi tangan meliuk di atas kepala (sebagaimana layaknya orang berjoget).

Setelah mendengar penjelasan si ibu, Fulanah berusaha memandikan mayat gadis malang itu ia pun berusaha memposisikan jasad si gadis sebagaimana layaknya mayat yang akan dikafankan. Tapi, subhanallah jasad itu benar-benar kaku seperti batu, ia tidak dapat membengkokkan tangan si mayat, akhirnya ia pasrah membungkus mayat dalam keadaan sebagaimana adanya.

Jika akhir hidup manusia yang menggemari para penyanyi seperti diatas mendapatkan hukuman seperti itu, bolehkah kita membayangkan bagaimana keadaan para penyanyi (artis) itu sendiri bila mereka tidak segera bertaubat kepada Allah ?

Tidakkah kita mengambil ibrah ini wahai hamba Allah?? Tidak menjadi jaminan usia yang muda tidak akan diburu ajal! Tidakkah kita takut ketika kita melakukan maksiat tiba-tiba Allah mencabut nyawa kita dengan mendadak? Berapa banyak generasi salaf takut akan kondisi diatas, mati dalam keadaan suul khatimah (akhir yang buruk).

Ada diantara mereka yang senantiasa berdoa agar Allah mewafatkan mereka ketika mereka sedang sujud sehingga Allah pun mengabulkan doanya. Semoga Allah menjadikan kita sentiasa istiqamah dalam ketaatan dan mengakhiri hidup kita dengan husnul khatimah.amin.

Sumber: Daurah Syar’iyah Muslimah Mahad Darul Hidayah, Rabwa, Riyadh.

via: zilzaal

Monday 19 November 2012

KISAH KEAJAIBAN PERANG DI GAZA, PALESTIN...

 


Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk dapat  masuk ke dalamnya saja Israel sangat kesulitan.

Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, ubat-ubatan, dan bahan bakar, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.

Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka”menjatuhkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan simpanannya.

Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus undur dari Gaza.






Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestin, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Syarikat.




Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu berundur dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata “kuno”.


Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para wartawan, bahkan disiarkan para khatib Palestin di khutbah-khutbah Jumaat mereka.


Berikut ini adalah rangkuman kisah-kisah “ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk kita ingat dan renungkan:

Pasukan "Berseragam Putih" di Gaza

Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestin. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.

Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.

Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki disoal siasat  mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.

Saat disoal siasat, sebagaimana ditulis laman  Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam. Akan tetapi tentera itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pengsan.

Selama tiga hari berturut-turut, setiap kali ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentera itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”

Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestin di laman milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Pemandunya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Pemandu malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma pemandu  ambulan.”

Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si pemandu  pun kebingungan, kerana ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.

Suara Tak Bersumber

Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di laman  Al Qassam dengan judul Ayat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).


Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.


“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.


Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas kerana mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.


Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.


“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, kerana tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.


Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank me lalui ranjau yang tertanam, sesuatu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justeru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak tentera  Israel meninggal serta merta. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.


Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam laman alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan,


“Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencuba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”


Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang hendak berpindah bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.


Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.


“Kami menangis bukan kerana khuwatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis kerana bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya.


Saksi Askar Israel

Cerita tentang “askar berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestin atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.


Laman al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.


“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentera berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan itu.


Di tempat lain ada askar  Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, bila  munculnya, dan ke mana menghilangnya.


Masih dari Channel 10, seorang  tentera Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih dengan janggut panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”


Cerita ini menghairankan banyak penonton. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu?


Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh

Di saat para mujahidin tersepit, haiwan-haiwan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.


Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah Al Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat menghulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel mengesan  mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.


Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, kerana pesawat masih berputar-putar di atas.


Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar melalui, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.


Apa daya, kaum Mujahidin tak dapat berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul betul2 di atas ranjau.


Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga tidak memiliki kesempatan serupa.”


Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat pbetul2 di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.


Setelah tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnya ledakan? Wallahu a’lam.


Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khuwatir jika api itu semakin tak terkendali.


Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”


Maka, tidak lebih dari tiga minit, api pun padam. Para mujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.


Merpati dan Anjing

Seorang mujahid Palestinmenuturkan kisah “aneh” lainnya kepada laman Filithin Al Aan (25/1/ 2009).
Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum peluru berpandu  Israel berjatuhan di wilayah itu.


Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.


Begitu merpati itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.


Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan laman  Filithin Al Aan.
Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan rondaan di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.


Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Kerana itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”


Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa kurma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.


Kabus  pun Ikut Membantu

Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).


Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan rondaan di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.


Di saat posisi para mujahidin tersepit, kabus tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabus itu lelah menutupi pandangan mata tentera Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.


Kisah  serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis di laman  almesryoon.com (sudah tidak boleh diakses lagi). la bercerita bagaimana kabus tebal tiba-tiba turun dan membantu para mujahidin untuk melakukan serangan.


Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel untuk  meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.


Tiba-tiba turunlah kabus tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kenderaan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat itu dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.


Selamat Dengan al-Qur’an

Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki hospital  As Syifa’. Seorang doktor yang memeriksanya kaget ketika mengetahui ada sebutir  peluru bersarang di saku pejuang tersebut.


Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang kerana terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.


Buku kumpulun doa itu berlubang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan peluru  sendiri bentuknya sudah “berantakan”.


Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Doktor Jordan sebagaimana ditulislaman  partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).


Dr. Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebutir peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.


Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik.
Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 peluru berpandunya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya tiang2  bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tempatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.


“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengkhabarkan , ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).


Harum Jasad Para Syuhada


Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak tepat) al-Qassam yang menjadi sasaran peluru berpandu  pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.


Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena peluru berpandu. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.


Sebelum dikebumikan, sebagaimana dipapar di laman syiria-aleppo. com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.


Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.


Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantung plastik.


Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.


Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid kerana serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.


Ketua Parti Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir laman  Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur kerana serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”

Dua
Minggu Wafat, Darah Tetap Mengalir

Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.


Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti penganugerahan  huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.


Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pelarian  Jabaliya.


Kerana kondisi medan, jasadnya baru boleh  dipindahkan  setelah dua minggu  wafatnya di medan pertempuran tersebut.


Walau sudah dua minggu  meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan perpindahan  menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rosak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.


Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestin, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikeranakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.


Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)

Terbunuh 1.000, Lahir 3.000

Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terubati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.

Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesihatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang majoritinya  wanita dan anak-anak,” katanya.

Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu  kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada akhir  bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kes.

Nisbah antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka.

Sumber: emzeth.com

Sunday 11 November 2012

KISAH DISEBALIK FENOMENA AIR LAUT YANG TERPISAH....



Kapten Jacques  Cousteau....

“Sesungguhnya dalam penciptaan bumi dan langit dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang orang yang berakal”. (QS. Al-Imran: 190)


Di Perancis, Islam merupakan agama paling cepat pertumbuhannya. Tidak ada agama lainnya, yang begitu cepat pertumbuhannya di Perancis, kecuali Islam.

Pemeluk Islam terus begitu "booming" di Perancis dalam beberapa tahun ini. Justeru isu tentang terorisme yang sekarang sedang diperkatakan ramai, tak menghalangi mereka mempelajari Islam, dan kemudian mereka masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimah syahadah.

Saat ini, jumlah orang yang meninggalkan Kristien dan berpindah kepada Islam jumlahnya sudah lebih dari dua ratus ribu. Paderi  Agung Paris - yang menjadi pemimpin tertinggi gereja Katholik Perancis, secara resmi menegaskan angka-angka orang-orang Perancis yang masuk Islam. Di antara mereka, yang telah masuk Islam - tidak hanya pribumi dari kelas pekerja dan pegawai negeri sivil, di antara mereka juga beberapa orang yang memiliki posisi luar biasa.

Ilmuwan besar Perancis - oceanografi, inisiator dari peneliti dibidang kelautan dan kedalaman laut, penemu rumah- aqualung bawah air, perangkat untuk "piring diving", penulis buku popular dan film, Jacque Iv Cousteau yang dikenal di seluruh dunia telah masuk Islam.

Tapi sangat sedikit orang tahu, bahwa penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dia dan fakta refleksi dalam Quran, dan tanda-tanda ilmiah yang telah menyebabkan dia untuk menerima Islam, serta dia meninggal sebagai seorang Muslim.

Jacque terkenal ke seluruh dunia, peneliti lingkungan bawah laut menyatakan, bahwa pilihannya terhadap Islam adalah keputusan yang paling benar dalam hidupnya. Dalam serangkaian tayangan tentang "Laut Hidup", kapten Cousteau mengungkapkan dunia bawah laut sangat mengejutkan.

Investigasi ruang air terbuka di selat Gibraltar, ia menemukan fakta mengejutkan, yang tidak dijelaskan oleh ilmu pengetahuan: adanya dua lapisan air, tidak bercampur dengan satu sama lain.

Keduanya seolah-olah dibagi dengan film itu, dan nampak di antara mereka memiliki perbatasan sendiri. Masing-masing dari mereka memiliki suhu, struktur garam, haiwan dan tumbuhan. Ini adalah perairan Laut Mediterania dan Samudera Atlantik berbatasan satu sama lain di selat Gibraltar.

Pada tahun 1962 - Jacque Cousteau memberitahu - ilmuwan Jerman menemukan, bahwa di Bab el Mandeb, di mana perairan Teluk Aden dan Laut Merah bertemu, antara perairan Laut Merah dan India laut tidak mencampur.

Mengikuti contoh yang dihasilkan penelitian rakannya itu, kami mulai mencari tahu, apakah perairan Samudera Atlantik dan Laut Mediterania bercampur?

Pertama, kami meneliti air Laut Mediterania - tingkat alamiah salinitas, kepadatan dan bentuk kehidupan yang melekat di dalamnya. Kami membuat hal yang sama di Samudera Atlantik.

Kedua aliran  air bertemu di Selat Gibraltar sudah seribu tahun dan akan menjadi logis untuk mengasumsikan, bahwa kedua aliran  air besar untuk waktu yang lama harus ikut campur - kemasinan  dan ketumpatan  harus menjadi identik, atau, paling tidak, hampir sama. .

Tetapi bahkan di tempat-tempat, di mana mereka bertemu erat, masing-masing membuat sifat-sifatnya. Dengan kata lain, di tempat-tempat penggabungan dari dua aliran  air, water curtain tidak memungkinkan mereka untuk bercampur.

Tapi ilmuwan mendapatkan kejutan yang lebih besar dan kekaguman, ketika menemukan, bahwa peristiwa yang ada telah ditulis dalam Quran selama lebih dari 1400 tahun yang lalu.

Dia belajar tentang hal itu dari seorang  doktor Perancis, Moris Bukay, yang menerima Islam. "Ketika saya bercerita tentang penemuan saya, dia skeptis mengatakan kepada saya, bahwa tentang hal itu telah diberitahu 1400 tahun yang lalu dalam Al-Qur'an", ungkapnya.


مرج البحرين يلتقيان ؛ بينهما برزخ لا يبغيان ؛


“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (QS. Ar-Rahman: 19-20)
...


Itu bagi saya sebagai peristiwa yang sangat luar biasa, dan memberikan pencerahan. Hal itu, benar-benar terjadi. Sehingga muncul, ketika saya melihat terjemahan Al-Quran. Lalu saya berseru: "Saya berkeyakinan, bahwa Al-Quran 1400 tahun yang lalu yang dianggap tertinggal di belakang ilmu pengetahuan modern, ternyata tidak benar. Al-Qur'an telah menjelaskan dengan bukti-bukti nyata, dan sekarang semuanya dapat dibuktikan dengan ilmiah", tambahnya.

Itulah Keagungan Yang Maha Kuasa. Setelah itu saya menerima Islam dan setiap hari saya kagum dengan kebenaran, keadilan, kemudahan, atas agama Islam ini. Saya bersyukur bahwa Qur'an dengan tanpa batas, membuka mata saya tentang Kebenaran", ungkapnya.

SubhanaLlah....

sumber: voice of Islam

Saturday 27 October 2012

KORBAN SEORANG KULI CUCI...





Kisah ini terjadi pada ± tahun 1995, sudah cukup lama memang, namun setiap ingin memasuki I’dul Adha saya selalu teringat dengan kejadian yang pernah saya alami ini, dan sampai saat ini saya tidak pernah melupakannya.

Awalnya saat saya sedang menjajakan dagangan bersama teman (kami berempat waktu itu). Kami mengeluh kerana sudah 3 hari kami berdagang baru 6 ekor yang terjual, tidak seperti tahun sebelumnya, biasanya sudah puluhan ekor laku terjual dan hari raya sudah didepan mata (tinggal 2 hari lagi). Kami cukup gelisah waktu itu.

Ketika sedang berbincang salah seorang teman mengajak saya untuk sholat ashar dan saya pun bersama teman saya berangkat menuju masjid yang kebetulan dekat dengan tempat kami berjualan.

Setelah selesai sholat, seperti
biasa saya melakukan zikir dan doa. Untuk saat ini doa saya fokuskan untuk dagangan saya agar Allah memberikan kemudahan semoga kiranya dagangan saya laku/ habis terjual.

Setelah selesai saya dan teman kembali bergegas untuk kembali ke tempat kami jualan, dari kejauhan kami melihat ditempat kami berjualan banyak sekali orang disana dan terlihat teman kami yang berada disana kesibukan demi melayani calon pembeli. Akhirnya saya dan teman saya berlari untuk cepat membantu melayani teman kami. Alhamdulillah pada saat itu sudah ada yang membeli beberapa ekor kambing. “Terima kasih Ya Robb, Engkau telah mendengar dan menjawab doa kami”,
Syukur saya dalam hati.

Namun setelah semuanya dilayani dan keadaan kembali normal, saya melihat
seorang ibu  sedang memperhatikan dagangan kami, seingat saya ibu ini sudah lama berada disitu, pada saat kami sedang sibuk ibu ini sudah ada namun hanya memperhatikan kami bertransaksi. Saya tegur teman saya “Ibu itu mau beli ya ? dari tadi melihat  dagangan saja, memang mahu tawar-menawar ya ?, sepertinya dari tadi udah ada disitu. Atau  cuma lihat-lihat aja, mungkin lagi nunggu bas kali."
Jawab teman singkat.

Memang kalau dilihat dari pakaiannya sepertinya tidak  akan beli  (mohon maaf.. ibu itu berpakaian lusuh sambil menjinjing  payung lipat ditangan kanannya) kalau dilihat dari penampilannya tidak mungkin ibu itu ingin berqurban.

Namun saya cuba hampiri ibu itu dan cuba menawarkan. “Silakan bu dipilih haiwannya, ada niat untuk qurban ya bu ?."
Tanpa menjawab pertanyaan saya, ibu itu langsung menunjuk, “Kalau yang itu berapa nak ?” Ibu itu menunjuk haiwan yang paling murah dari haiwan yang lainnya. Kalau yang itu harganya RM 450,- bu," jawab saya."Boleh kurang  berapa nak?", "Tak usah tawar lagi ya bu... RM 400 ya  kalau ibu mau."

Fikir saya memang dari harga begitu keuntungan saya kecil, tapi biarlah khusus untuk ibu ini. “Wang ibu  cuma ada RM 390, boleh tak”.

Waduh... saya bingung, kerana itu harga modal kami, akhirnya saya berbincang  dengan teman yang lain. “Biarlah mungkin ini jalan
pembuka untuk dagangan kita, lagi pula kalau dilihat dari penampilannya sepertinya bukan orang mampu, kasihan, hitung-hitung kita membantu niat ibu itu untuk berqurban”.

Sepakat kami berempat. “Tapi bawa sendiri ya.. ?” akhirnya si
ibu tadi bersedia, tapi dia minta dihantar oleh saya dan tambang  kenderaannya dia yang bayar dirumah. Setelah saya diberi  alamat rumahnya si ibu itu lalu  pulang dengan jalan kaki. Saya pun berangkat.

Ketika sampai di rumah ibu tersebut. Subhanallaah..... Astaghfirullaah.....
Alaahu Akbar, terkejut  saya, terasa menggigil seluruh badan saya demi melihat keadaan rumah ibu tersebut.
Ibu itu hanya tinggal bertiga dengan orang tuanya (ibunya) dan satu orang anaknya.
Di rumah gubuk dengan berlantai tanah dan jendela dari kawat. Saya tidak
melihat tempat tidur/ kasur, yang ada hanya pangkin  kayu beralas tikar lusuh.
Diatas pangkin  sedang tidur seorang perempuan tua kurus yang sepertinya dalam
kondisi sakit. “Mak ... bangun mak, ni lihat Sumi bawa apa” (oh ternyata ibu
ini namanya Sumi), perempuan tua itu terbangun dan berjalan keluar. “Ini ibu saya bang” ,ibu itu mengenalkan orang tuanya kepada saya. Mak Sumi sudah belikan kambing buat emak qurban,  kita bawa ke Masjid ya mak. Orang tua itu kaget namun dari wajahnya terlihat senang dan bahagia, sambil mengelus-elus kambing itu,
orang tua itu berucap, Alaahu Akbar, Alhamdulillaah, akhirnya kesampaian juga hajat emak ingin berqorban.
.
“Ni anak  duitnya, maaf ya kalau saya nawarnya telalu murah, saya hanya kuli cuci, saya sengaja kumpulkan wang untuk beli kambing yang mau saya niatkan buat qurban ibu saya.
Aduh Tuhanku....... Ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan hambaMU yang satu ini. HambaMU yang
Miskin harta tapi dia kaya Iman.

Seperti bergetar bumi ini setelah mendengar niat dari ibu ini. Rasanya saya sudah tidak sanggup lagi berlama-lama berada disitu. Saya langsung mohon diri  meninggalkan kebahagiaan penuh keimanan mereka bertiga.
“Anak,  ini wang  kenderaannya.!, panggil si Ibu, “sudah bu cukup, biar wang lori
saya yang bayar. Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah
basah, kerana tak sanggup mendapat teguran dari Allah yang sudah mempertemukan
saya dengan hambaNYA yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin
memuliakan orang tuanya.

sumber:  zilzaal
Diposkan oleh Muhammad Ismail 

Monday 22 October 2012

SEDEKAH DAN PENYAKIT...





Syaikh Sulaiman Al-Mufarraj mengatakan bahwa kisah ini diceritakan oleh pelakunya sendiri, orang itu berkata kepada Syaikh, “Anakku mengeluhkan penyakit demam dan panas, serta ia tak mau makan. Aku pun pergi bersamanya ke beberapa klinik pengubatan, namun panasnya tak kunjung turun dan keadaannya semakin buruk.

Aku masuk ke dalam rumah disertai perasaan gelisah, tidak tahu apa yang harus aku perbuat. Isteriku berkata kepadaku, “Hendaklah kita bersedekah untuknya.” Aku pun segera menghubungi melalui  telefon seseorang yang memiliki jalinan hubungan dengan orang-orang miskin, aku berkata kepadanya, “Aku berharap anda mau shalat ‘Ashar di masjid, dan mau mengambil dari tempatku 20 kampit  beras dan 20 kotak ayam, lalu hendaklah anda membagikannya kepada orang-orang yang memerlukan.”

Aku bersumpah demi Allah, tidak sampai lima minit sesudah aku menutup gagang telefon, tiba-tiba anakku telah berlari-lari, bermain-main, berlompatan di atas sofa, dan makan-makan hingga kenyang, serta ia telah sembuh total berkat kurniaan Allah dan selanjutnya berkat keutamaan sedekah. Dan, aku berpesan kepada orang banyak agar memberikan perhatian kepada sedekah, saat terkena berbagai penyakit.”[Min ‘Ajaibish Shadaqah, hal. 56.]

Sumber : Buku “Berubat Dengan Sedekah”, karya Muhammad Albani, Penerbit Insan Kamil, Solo, Cet. X, Juni 2009
Diposkan oleh Muhammad Ismail

Friday 19 October 2012

PEMUDA YANG 'MENCURI' TABUNG MASJID...




Suatu tengah malam, kecoh di masjid bandar. Seorang pemuda ditangkap kerana disyaki cuba mencuri duit tabung masjid. Lalu terjadilah soal-siasat antara JKKK masjid dengan suspect.

JKKK: "Mengaku je lah. Tak payah nak menipu la. Tipu dosa masuk neraka."

Pemuda: "Qulil Haq Walau Kaana Murra - Berkatalah benar walau pahit sekalipun. Saya tidak menipu. Saya tak bersalah. Saya tak curi duit tabung."

JKKK: "Tak curi apanya, ni apa kebenda ni RM5000 dalam poket kau ni? Aku lempang jugak budak ni karang!"

Pemuda: "....Waiyya-yaa Farhabuun." (Surah al-Baqarah ayat 40) - kepada Akulah sahaja hendaklah kamu merasa gerun takut, (bukan kepada sesuatu yang lain). Lempanglah. Bawalah saya ke balai polis sekalipun.Saya tidak gerun. Tapi, saya sedikit pun tidak akan mengaku bersalah mencuri."

JKKK melempang pemuda tersebut di kaki lima masjid. Tersungkur pemuda tersebut. Hilang sabar juga JKKK.

JKKK: "Cilake betul budak ni! Main dalil Quran pulak! Aku nampak kau panjat pagar masuk dengan mata kepala aku sendiri! Aku nampak sendiri ko cari tabung masjid!"

Pemuda: "Saya panjat ada alasannya."

JKKK sudah berada di kemuncak kemarahannya kerana pemuda tersebut berani menjawab.

JKKK
: "Dasar kaki pil kuda! Pil khayal! Ha!! Kang Ni Makan Dia!" (sambil menghayunkan terajang ke perut pemuda)

Bilal: "Berhenti!!"

JKKK: "Apahal?! Budak ni curi duit masjid ni!"

Bilal: "Sabar! Ana nampak kesemuanya. Kebetulan ana ada di belakang tiang masjid.Lepaskan dia. Itu bukan duit masjid."

JKKK: "Apa?!"

Bilal: "Duit masjid awal-awal lagi setelah Isyak tadi diserahkan pada Bendahari masjid setelah dikosongkan tabung² masjid.Ana nampak pemuda ini cuba memasukkan wang RM5000 itu ke dalam tabung masjid. Tapi akhirnya ditangkap anta."

JKKK: "Dia panjat pagar masjid kot! Kaki pil ni!"

Bilal: "Jelaskan kenapa kamu panjat pagar masjid?"

Pemuda: "Saya panjat pagar masjid sebab masjid kunci sebaik sahaja selesai solat Isyak.

Sedangkan masjid itu rumah Allah terbuka 24 jam sepatutnya. Tetapi sedih sekali masjid hanya dibuka siang hari dan ditutup pada malam hari. Alasannya takut kecurian. Lalu, terpaksa saya panjat pagar tanpa ada pilihan lagi."

Bilal
: "Mengapa kamu tidak masukkan duit ketika masjid buka?"

Pemuda: "Ramai orang pada waktu masjid dibuka.
Sedangkan ustaz saya menyebut, mengikut hadis....sedekah yang terbaik adalah - "Seorang yang memberi sedekah secara bersembunyi sehingga tangan kirinya tidak tahu sedekah yang diberikan oleh tangan kanannya". Jika orang nampak saya masukkan duit dalam tabung masjid, saya bimbang pahala sedekah saya kurang. Saya bimbang saya jadi riak. Saya bimbang sedekah saya jadi sia-sia."

Bilal:
"Dari mana duit sebanyak itu?"

Pemuda
: "Ini dari simpanan saya sendiri selama setahun."

JKKK
: "Baik, kali ni kami lepaskan. Pergilah bersedekah."

Pemuda
: "Maaf, kamu berdua sudah tahu saya niat saya. Saya dah tak boleh bersedekah di sini.

Biarlah saya pergi ke masjid lain. Terpaksa beritahu ini pun seperti riak. Astaghfirullahaladzim...Moga Allah bantu ikhlaskan hati ini kembali. Aamiiin"

Pemuda tersebut meminta diri dan meminta maaf panjat pagar masjid.

JKKK termenung memikirkan kejadian malam tu.
Bilal masuk tidur.



cerita original: Syabab Musafir Kasih
                         via Bus Man

Wednesday 17 October 2012

SEDEKAH DENGAN WANG TERAKHIR...



Cerita ini dialami oleh guru agama saya. Saya ingat betul dia menceritakan kisah ini saat dia mengajar mata pelajaran agama Islam di kelas saya (SMA) sekitar tahun 1992. Cerita ini tidak pernah saya lupakan kerana inilah cerita pertama yang saya dengar tentang balasan sebenar  sebuah sedekah.

Guru agama saya sewaktu masih kuliah, hidupnya sangat cukup-cukup sahaja  . Untuk makan harus dicukup-cukupkan agar dia dapat  membayar yuran  kuliah dan tempat tinggal. Maklum, orang tuanya di kampung adalah keluarga yang sederhana.

Kerana tekad yang kuatlah guru agama saya berani meneruskan kuliah agar dia dapat  menjadi seorang sarjana agama Islam waktu itu. Modal utama dia hanyalah keyakinan bahwa Allah pasti akan menolong umatnya yang memang berniat ingin berjuang di jalan Islam. Memang benar, keyakinan itu terjawab. Banyak sekali rezeki dari mengajar ngaji di rumah2 yang dia dapatkan selama kuliah. Bayaran yang dia terima besar kerana rata-rata yang mengharap tenaganya  adalah orang-orang kaya.



Suatu ketika, guru saya kehabisan wang. Di saku seluarnya hanya tersisa wang untuk sekali makan dan naik kendaraan ke salah satu rumah muridnya. Hari itu adalah jadual mengajar di salah satu anak seorang pegawai  dan biasanya tarikh  itu waktunya orang tuanya memberi  envelop  untuk kerja  mengajar dia. Setibanya di rumah muridnya, dia hanya ditemui pembantu pegawai itu  yang mengatakan semua keluarga itu  ke luar kota kerana ada sesuatu yang sangat penting.

Dengan lemas, guru saya pulang dengan jalan kaki. Kerana jika dia naik kenderaan, bererti dia tidak makan nanti petangnya, kerana wang yang ada di saku cuma cukup untuk sekali makan. Saat berjalan pulang, dia bertemu dengan nenek tua yang kelaparan. Dia kasihan. Dengan mengucap bismillah dia memberikan wang terakhirnya untuk nenek tersebut. Dia berkeyakinan, Allah pasti akan menolong dia saat dia lapar nanti, kerana saat ini yang paling memerlukan adalah nenek tua tersebut.

Rupanya harapan guru saya langsung dikabulkan Allah. Baru beberapa langkah, dia menemukan wang di pinggir jalan yang cukup untuk dia makan selama satu bulan. Beberapa hari kemudian, pegawai tadi menitip khabar pada kawannya untuk segera ke rumah mengambil honor mengajar ngaji. Pegawai tadi memberikan 3 kali ganda  honor ngaji guru saya kerana dia baru mendapatkan rezeki. Bukan hanya itu,pegawai itu juga memberi referensi untuk mengajar ngaji di tempat temannya yang lain.

Dengan berlinang air mata, guru saya berucap itulah balasan sedekah yang diberikan oleh Allah pada umatnya yang benar-benar ikhlas. Dia mengingatkan pada kami sekelas untuk senantiasa bersedekah, kerana bleh membersihkan harta dan selalu dekat denganNya. Hikmah dari kejadian ini adalah, dengan keiklasan dan keyakinan akan pertolonganNya, serta doa yang tiada henti, pasti rzeki akan mengalir seperti air dalam kehidupan kita.

sumber: Muhammad Ismail: zilzaal

Thursday 11 October 2012

Keinsafan Dari Sebuah Pertanyaan.....




Pernah suatu ketika,  saat sedang menuju rumah seorang datuk untuk suatu  keperluan, aku  menemukan sebuah pelajaran berharga.

Sebelum aku  masuk, seorang anak kecil tampak baru pulang mengaji masuk ke rumah yang sama. Di sana terdapat seorang datuk
sedang menatap kosong langit biru sambil duduk diatas kerusi tua kesayangannya.
Si anak kecil menyapa, lalu bertanya “Tok, saya mau tanya nih. Pak ustadz beri  tugas untuk dibuat  di rumah, iaitu menulis 15 huruf ikhfa’. Hurufnya apa aja , Tok?”

Si datuk kaget dengan pertanyaan cucunya, membisu seribu bahasa.


“Ayo jawab tok.” si Cucu mendesak.

“Tok  tak tahu, Cu.” jawab datuk  melemas.

“Masakan tak tau ....” Si Cucu tak yakin dengan pernyataan datuk.

“Benar, Cucuku. Tok tak  tahu, dah lupa.” jawab datuk  dengan retorikanya.

“Tok!   Sebenarnya  waktu masih muda
tok kemana aja? Takkan huruf ikhfa aja tak tau.” Si Cucu kesal sambil berlari ke dalam rumah.

Langkahku terhenti  menyaksikan adegan dialog tersebut, sambil terdiam dan mengamati apa yang terjadi berikutnya. Lalu si datuk terlihat menutup wajah tuanya dengan dua telapak tangannya yang coklat dan nampak garis kerepotnya.

Kemudian aku masuk dan menyapa datuk  dengan salam. Beliaupun menyahut, menyapa dan mempersilahkanku masuk. Kulihat matanya memerah dan dengan lelehan air mata.

“Kenapa, tok?” tanyaku.

“Ah, tak  ada apa-apa,” jawabnya sambil menenangkan diri.

“Gara-gara pertanyaan Cucunya sebentar tad ya?” tanyaku kembali.

Si datuk  kaget sambil melihat wajahku.

“Benar kan?” kuyakinkan.

“Benar.”

“Apa yang salah dengan pertanyaannya?” Rasa ingintahuku semakin menguat.

Apakah pertanyaan sederhana itu begitu menyayat hati?

Lalu datuk  menjawab, “Wahai anak muda, jangan kau sia-siakan masa mudamu. Kerana usia muda itu hanya kau alami sekali dalam hidupmu. Benar aku menangis karena Cucuku, tetapi bukan itu yang membuat air mata ini mengalir. Hatiku berkata, Ya Allah, pertanyaan Cucuku saja tak dapat  aku jawab, apalagi saat aku ditanya oleh malaikat saat di alam barzakh (kubur).”

Datuk  melanjutkan, “Usiaku kini 75 tahun. Tetapi usia yang tua ternyata tak mampu menjawab pertanyaan seorang anak  hingusan. Seakan akan hidup baru 3-5 tahun saja di dunia.”

Saya pun ikut menangis, melihat dan mendengar jawaban datuk  menyesali hidupnya.

Wahai Saudara-Saudariku,
gunakan masa muda sebelum datang masa tua, kerana catatan besar selalu hadir pada usia muda. Sejarah kepahlawanan itu terukir di usia muda. Kematangan tua itu dipupuk pada usia muda. Ilmu dan pengalaman itu dikumpulkan di usia muda. Kegagahan dan kejayaan itu terjadi diusia muda. Kekuatan dan keberanian itu menyatu dengan ghairahnya anak muda. Cerita indah itu dibangun diusia muda. Penaklukan peradaban itu di lakukan oleh para pemuda. Mimpi-mimpi besar itu berawal dari usia muda.

Wahai jiwa yang mendambakan kemuliaan di usia muda, lakukanlah karya hebat diusia mudamu, kerana ia adalah momentum emas. Sebaik-baiknya karya adalah yang hal yang mendatangkan keridhoan Allah, menghadirkan senyuman Rasulullah, menjadi kebanggaan orang tua, keluarga, suami, isteri, anak-anak dan tetangga serta kemaslahatan bagi manusia.....


sumber:  zilzaal
(dengan alih-bahasa)