"Serangkap perkataan sudah cukup untuk mereka yang mahu mengambil iktibar, tetapi seribu perkataan tidak cukup bagi mereka yang keras hati"
(UNTUK KESAN BACKGROUND MUSIC TERBAIK, SILA SET KAN VOLUME 20-25 SAHAJA, TQ)
(UNTUK KESAN BACKGROUND MUSIC TERBAIK, SILA SET KAN VOLUME 20-25 SAHAJA, TQ)
Saturday, 27 October 2012
KORBAN SEORANG KULI CUCI...
Kisah ini terjadi pada ± tahun 1995, sudah cukup lama memang, namun setiap ingin memasuki I’dul Adha saya selalu teringat dengan kejadian yang pernah saya alami ini, dan sampai saat ini saya tidak pernah melupakannya.
Awalnya saat saya sedang menjajakan dagangan bersama teman (kami berempat waktu itu). Kami mengeluh kerana sudah 3 hari kami berdagang baru 6 ekor yang terjual, tidak seperti tahun sebelumnya, biasanya sudah puluhan ekor laku terjual dan hari raya sudah didepan mata (tinggal 2 hari lagi). Kami cukup gelisah waktu itu.
Ketika sedang berbincang salah seorang teman mengajak saya untuk sholat ashar dan saya pun bersama teman saya berangkat menuju masjid yang kebetulan dekat dengan tempat kami berjualan.
Setelah selesai sholat, seperti
biasa saya melakukan zikir dan doa. Untuk saat ini doa saya fokuskan untuk dagangan saya agar Allah memberikan kemudahan semoga kiranya dagangan saya laku/ habis terjual.
Setelah selesai saya dan teman kembali bergegas untuk kembali ke tempat kami jualan, dari kejauhan kami melihat ditempat kami berjualan banyak sekali orang disana dan terlihat teman kami yang berada disana kesibukan demi melayani calon pembeli. Akhirnya saya dan teman saya berlari untuk cepat membantu melayani teman kami. Alhamdulillah pada saat itu sudah ada yang membeli beberapa ekor kambing. “Terima kasih Ya Robb, Engkau telah mendengar dan menjawab doa kami”,
Syukur saya dalam hati.
Namun setelah semuanya dilayani dan keadaan kembali normal, saya melihat
seorang ibu sedang memperhatikan dagangan kami, seingat saya ibu ini sudah lama berada disitu, pada saat kami sedang sibuk ibu ini sudah ada namun hanya memperhatikan kami bertransaksi. Saya tegur teman saya “Ibu itu mau beli ya ? dari tadi melihat dagangan saja, memang mahu tawar-menawar ya ?, sepertinya dari tadi udah ada disitu. Atau cuma lihat-lihat aja, mungkin lagi nunggu bas kali."
Jawab teman singkat.
Memang kalau dilihat dari pakaiannya sepertinya tidak akan beli (mohon maaf.. ibu itu berpakaian lusuh sambil menjinjing payung lipat ditangan kanannya) kalau dilihat dari penampilannya tidak mungkin ibu itu ingin berqurban.
Namun saya cuba hampiri ibu itu dan cuba menawarkan. “Silakan bu dipilih haiwannya, ada niat untuk qurban ya bu ?."
Tanpa menjawab pertanyaan saya, ibu itu langsung menunjuk, “Kalau yang itu berapa nak ?” Ibu itu menunjuk haiwan yang paling murah dari haiwan yang lainnya. Kalau yang itu harganya RM 450,- bu," jawab saya."Boleh kurang berapa nak?", "Tak usah tawar lagi ya bu... RM 400 ya kalau ibu mau."
Fikir saya memang dari harga begitu keuntungan saya kecil, tapi biarlah khusus untuk ibu ini. “Wang ibu cuma ada RM 390, boleh tak”.
Waduh... saya bingung, kerana itu harga modal kami, akhirnya saya berbincang dengan teman yang lain. “Biarlah mungkin ini jalan
pembuka untuk dagangan kita, lagi pula kalau dilihat dari penampilannya sepertinya bukan orang mampu, kasihan, hitung-hitung kita membantu niat ibu itu untuk berqurban”.
Sepakat kami berempat. “Tapi bawa sendiri ya.. ?” akhirnya si
ibu tadi bersedia, tapi dia minta dihantar oleh saya dan tambang kenderaannya dia yang bayar dirumah. Setelah saya diberi alamat rumahnya si ibu itu lalu pulang dengan jalan kaki. Saya pun berangkat.
Ketika sampai di rumah ibu tersebut. Subhanallaah..... Astaghfirullaah.....
Alaahu Akbar, terkejut saya, terasa menggigil seluruh badan saya demi melihat keadaan rumah ibu tersebut.
Ibu itu hanya tinggal bertiga dengan orang tuanya (ibunya) dan satu orang anaknya.
Di rumah gubuk dengan berlantai tanah dan jendela dari kawat. Saya tidak
melihat tempat tidur/ kasur, yang ada hanya pangkin kayu beralas tikar lusuh.
Diatas pangkin sedang tidur seorang perempuan tua kurus yang sepertinya dalam
kondisi sakit. “Mak ... bangun mak, ni lihat Sumi bawa apa” (oh ternyata ibu
ini namanya Sumi), perempuan tua itu terbangun dan berjalan keluar. “Ini ibu saya bang” ,ibu itu mengenalkan orang tuanya kepada saya. Mak Sumi sudah belikan kambing buat emak qurban, kita bawa ke Masjid ya mak. Orang tua itu kaget namun dari wajahnya terlihat senang dan bahagia, sambil mengelus-elus kambing itu,
orang tua itu berucap, Alaahu Akbar, Alhamdulillaah, akhirnya kesampaian juga hajat emak ingin berqorban.
.
“Ni anak duitnya, maaf ya kalau saya nawarnya telalu murah, saya hanya kuli cuci, saya sengaja kumpulkan wang untuk beli kambing yang mau saya niatkan buat qurban ibu saya.
Aduh Tuhanku....... Ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan hambaMU yang satu ini. HambaMU yang
Miskin harta tapi dia kaya Iman.
Seperti bergetar bumi ini setelah mendengar niat dari ibu ini. Rasanya saya sudah tidak sanggup lagi berlama-lama berada disitu. Saya langsung mohon diri meninggalkan kebahagiaan penuh keimanan mereka bertiga.
“Anak, ini wang kenderaannya.!, panggil si Ibu, “sudah bu cukup, biar wang lori
saya yang bayar. Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah
basah, kerana tak sanggup mendapat teguran dari Allah yang sudah mempertemukan
saya dengan hambaNYA yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin
memuliakan orang tuanya.
sumber: zilzaal
Diposkan oleh Muhammad Ismail
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment