"Serangkap perkataan sudah cukup untuk mereka yang mahu mengambil iktibar, tetapi seribu perkataan tidak cukup bagi mereka yang keras hati"
(UNTUK KESAN BACKGROUND MUSIC TERBAIK, SILA SET KAN VOLUME 20-25 SAHAJA, TQ)
(UNTUK KESAN BACKGROUND MUSIC TERBAIK, SILA SET KAN VOLUME 20-25 SAHAJA, TQ)
Thursday, 11 October 2012
Keinsafan Dari Sebuah Pertanyaan.....
Pernah suatu ketika, saat sedang menuju rumah seorang datuk untuk suatu keperluan, aku menemukan sebuah pelajaran berharga.
Sebelum aku masuk, seorang anak kecil tampak baru pulang mengaji masuk ke rumah yang sama. Di sana terdapat seorang datuk sedang menatap kosong langit biru sambil duduk diatas kerusi tua kesayangannya.
Si anak kecil menyapa, lalu bertanya “Tok, saya mau tanya nih. Pak ustadz beri tugas untuk dibuat di rumah, iaitu menulis 15 huruf ikhfa’. Hurufnya apa aja , Tok?”
Si datuk kaget dengan pertanyaan cucunya, membisu seribu bahasa.
“Ayo jawab tok.” si Cucu mendesak.
“Tok tak tahu, Cu.” jawab datuk melemas.
“Masakan tak tau ....” Si Cucu tak yakin dengan pernyataan datuk.
“Benar, Cucuku. Tok tak tahu, dah lupa.” jawab datuk dengan retorikanya.
“Tok! Sebenarnya waktu masih muda tok kemana aja? Takkan huruf ikhfa aja tak tau.” Si Cucu kesal sambil berlari ke dalam rumah.
Langkahku terhenti menyaksikan adegan dialog tersebut, sambil terdiam dan mengamati apa yang terjadi berikutnya. Lalu si datuk terlihat menutup wajah tuanya dengan dua telapak tangannya yang coklat dan nampak garis kerepotnya.
Kemudian aku masuk dan menyapa datuk dengan salam. Beliaupun menyahut, menyapa dan mempersilahkanku masuk. Kulihat matanya memerah dan dengan lelehan air mata.
“Kenapa, tok?” tanyaku.
“Ah, tak ada apa-apa,” jawabnya sambil menenangkan diri.
“Gara-gara pertanyaan Cucunya sebentar tadi ya?” tanyaku kembali.
Si datuk kaget sambil melihat wajahku.
“Benar kan?” kuyakinkan.
“Benar.”
“Apa yang salah dengan pertanyaannya?” Rasa ingintahuku semakin menguat.
Apakah pertanyaan sederhana itu begitu menyayat hati?
Lalu datuk menjawab, “Wahai anak muda, jangan kau sia-siakan masa mudamu. Kerana usia muda itu hanya kau alami sekali dalam hidupmu. Benar aku menangis karena Cucuku, tetapi bukan itu yang membuat air mata ini mengalir. Hatiku berkata, Ya Allah, pertanyaan Cucuku saja tak dapat aku jawab, apalagi saat aku ditanya oleh malaikat saat di alam barzakh (kubur).”
Datuk melanjutkan, “Usiaku kini 75 tahun. Tetapi usia yang tua ternyata tak mampu menjawab pertanyaan seorang anak hingusan. Seakan akan hidup baru 3-5 tahun saja di dunia.”
Saya pun ikut menangis, melihat dan mendengar jawaban datuk menyesali hidupnya.
Wahai Saudara-Saudariku,
gunakan masa muda sebelum datang masa tua, kerana catatan besar selalu hadir pada usia muda. Sejarah kepahlawanan itu terukir di usia muda. Kematangan tua itu dipupuk pada usia muda. Ilmu dan pengalaman itu dikumpulkan di usia muda. Kegagahan dan kejayaan itu terjadi diusia muda. Kekuatan dan keberanian itu menyatu dengan ghairahnya anak muda. Cerita indah itu dibangun diusia muda. Penaklukan peradaban itu di lakukan oleh para pemuda. Mimpi-mimpi besar itu berawal dari usia muda.
Wahai jiwa yang mendambakan kemuliaan di usia muda, lakukanlah karya hebat diusia mudamu, kerana ia adalah momentum emas. Sebaik-baiknya karya adalah yang hal yang mendatangkan keridhoan Allah, menghadirkan senyuman Rasulullah, menjadi kebanggaan orang tua, keluarga, suami, isteri, anak-anak dan tetangga serta kemaslahatan bagi manusia.....
sumber: zilzaal
(dengan alih-bahasa)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment