"Serangkap perkataan sudah cukup untuk mereka yang mahu mengambil iktibar, tetapi seribu perkataan tidak cukup bagi mereka yang keras hati"

(UNTUK KESAN BACKGROUND MUSIC TERBAIK, SILA SET KAN VOLUME 20-25 SAHAJA, TQ)

Saturday, 24 March 2012

CERITA SEDIH DARI MEULABOH

oleh: Harris Maulana - Sumatera 1
Lukisan

Foto Selengkapnya


Ahad , 26 Desember 2004 adalah hari yang tidak terlupakan bagi Teuku Baharuddin dan Cut Leni. Tepat pukul 08.00 WIB gempa besar melanda Meulaboh dan wilayah Aceh lainnya. Baharuddin dan Leni dan ketiga anaknya yang rumahnya tepat di tepi pantai Meulaboh segera bergegas meninggalkan rumah.

 Lalu 5 minit kemudian gelombang tsunami yang digambarkan Baharuddin seperti ular raksasa bersisik datang dan meratakan semua yang dilaluinya.

Hal terakhir yang diingat Baharuddin adalah saat ular raksasa bersisik itu mendekatinya saat dia dan keluarganya menaiki perahu miliknya. Setelah itu semuanya gelap gelita.

Baharuddin sadar saat dia sudah ada di pengungsian. Dia menemukan isterinya Cut Leni dan kedua anak lelakinya Abeng dan Fadil. Namun dia kehilangan Novi, anak bungsunya yang sampai saat ini tidak diketahui keadaannya.

Segala upaya sudah dilakukan Baharuddin dan isterinya untuk mencari anak perempuan satu-satunya itu, entah sudah berapa banyak biaya yang dikeluarkan, namun hasilnya masih tiada . Bahkan Cut Leni pernah  hilang ingatan karena fikirannya selalu terganggu akan keberadaan Novi.

Baharuddin sangat yakin bahwa putrinya masih hidup, namun entah dimana. Baharuddin beralasan, orang-orang yang ter dekat yang meninggal dunia kerana tsunami mendatanginya dalam  mimpi. Ibu dan ayahnya, pakciknya dan beberapa tetangganya. Namun Novi tidak pernah hadir dalam mimpinya dan itu menunjukkan bahwa Novi masih hidup, ucapnya yakin.

Tiga tahun terakhir ini Baharuddin dan Cut Leni tinggal di rumah baru bantuan dari pemerintah di Blang Brandang setelah sebelumnya tinggal di berek pengungsian selama 4 tahun. Keluarga ini masih berharap dapat  menemukan puteri kesayangannya itu. 

Satu harapan terakhir Baharuddin adalah dia ingin sekali berjumpa dengan anaknya yang hilang sebelum dia meninggal dunia. Rasanya akan sangat bahagia jika kembali bertemu dan berkumpul bersama keluarga, ucapnya dengan tatapan mata yang sayu.

Kami mendengar cerita itu dengan perasaan sedih dan bersalah. Kerana mengingatkan kembali kenangan pahit yang tidak terlupakan itu. Kami hanya dapat  berdoa agar keluarga Teuku Baharuddin segera dipertemukan dengan anaknya jika masih ada.
Semoga
Semoga.

sumber: Aku Cinta Indonesia

No comments:

Post a Comment