"Serangkap perkataan sudah cukup untuk mereka yang mahu mengambil iktibar, tetapi seribu perkataan tidak cukup bagi mereka yang keras hati"
(UNTUK KESAN BACKGROUND MUSIC TERBAIK, SILA SET KAN VOLUME 20-25 SAHAJA, TQ)
(UNTUK KESAN BACKGROUND MUSIC TERBAIK, SILA SET KAN VOLUME 20-25 SAHAJA, TQ)
Friday, 20 July 2012
30 TAHUN SOLAT DI JALANAN KAKI
Mengakrabi jalanan telah dilakoni Rosmiza (57) selama 30 tahun. Selama itu pula, pinggiran Jalan Gatot Subroto, Medan, yang padat dan ramai oleh lalu lalang kenderaan menjadi tempatnya beribadah.
Ya, selama itu pula Rosmiza tak pernah meninggalkan sholat, kendati harus melakukannya di atas jalanan kaki di pinggir jalan raya. Terik mentari dan basah hujan bukanlah alasan baginya untuk tidak menjalankan kewajibannya sebagai hamba Allah.
Suara ekzos motorsikal dan bunyi riuh hon kenderaan tak sedikit pun mengurangi kekhusukannya. Jiwanya tetap tenang mengucap seribu doa dan syukur kepada Ilahi.
"Sholat dimana pun akan sama saja, kerana bukan suasana yang pengaruhi doa saya," ucapnya sambil tersenyum simpul.
Air wudhu didapatkannya dari kedai kuih-muih atau dealer kereta yang tak jauh dari tempatnya berdagang. Jika hujan, dia solat di depan kedai yang terhindar dari hujan. "Tak ada alasan untuk tidak sholat," tegasnya.
Nenek empat cucu ini sempat menitiskan air mata ketika menceritakan kisah hidup yang belum boleh dikatakan sejahtera. Dia berusaha sambil berdoa, itu yang menurutnya sangat penting. Hingga dia tak pernah merasa pernah terhimpit masalah berat. Dia hadapi semua dengan senyum dan syukur.
Nagasari
Rosmiza sehari-hari berdagang lemang, kueh timpan dan nagasari bersama suaminya. Lemang bukanlah buatannya, melainkan dia membelinya dari orang lain. Dia hanya membuat kueh tambahan untuk memperbanyak dagangan.
Kueh Timpan
Ketika pagi menjemput, dia berdagang di Pasar Kampung Lalang, tetapi sehabis solat Dzuhur dia berdagang di Jalan Gatot Subroto, tepat di seberang Hotel Alpha Inn, Medan.
Setiap harinya, dia menyelesaikan solat dua waktu (Ashar dan Maghrib) di pinggir Jalan Gatot Subroto, tepat di sebelah gerai dagangannya.
Tak banyak yang dia dapat per hari, tetapi cukup memenuhi keperluan hidup hariannya. Bahkan, dia sudah menyekolahkan anaknya hingga sederajat sekolah menengah atas (SMA) dari hasil berdagang lemang. Dia sebenarnya mahu menguliahkan anak-anaknya, tetapi sayangnya tak satu pun anaknya yang berniat mengecap bangku kuliah.
Wajah seorang perempuan yang masih berseri ini percaya bahawab hidupnya akan berarti jika terus taat kepada Allah SWT.
"Dunia ini berapalah lamanya, dan saya tidak akan dapat apa-apa dari sini. Kalau mati, akan sirna semua," ujarnya sambil menatap nanar ke arah lalu lalang kendaraan.
sumber: zilzaal
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment