"Serangkap perkataan sudah cukup untuk mereka yang mahu mengambil iktibar, tetapi seribu perkataan tidak cukup bagi mereka yang keras hati"

(UNTUK KESAN BACKGROUND MUSIC TERBAIK, SILA SET KAN VOLUME 20-25 SAHAJA, TQ)

Tuesday 8 May 2012

Dawood Al-Brittani, Kisah Gugurnya Mualaf Inggeris dalam Perang Bosnia

dawood-al-brittani

Dawood, begitulah lelaki asal Inggeris tersebut mengganti namanya setelah memeluk Islam. Ia adalah mualaf yang gugur di medan jihad pada usianya yang sangat muda, 29 tahun. Namanya begitu popular setelah memutuskan diri untuk membela kaum Muslim dalam pertempuran melawan Pasukan Croatia di Bosnia pada  tahun 1993.


Ia dibesarkan dalam keluarga kristien. Sejak kecil, ia didik dengan doktrin Kristien hingga menginjak dewasa. Setelah lulus kuliah, ia bekerja pada salah satu perusahaan Komputer di Inggeris.
Hingga suatu pagi, Dawood mengagetkan semua orang di pejabatnya. Tiba-tiba saja, pagi itu ia muncul dengan cara berpakaian berbeda dari biasanya. Ia berpakaian seperti  Muslim di Timur Tengah.


Ternyata, Dawood telah menjadi seorang Muslim. Pakaian yang bernuansa Muslim itu pula yang membuatnya dipecat dari pekerjaannya.


Dawood muda kebingungan. Tidak hanya keluarga, tapi rakan-rakan ditempatnya bekerja juga menolaknya. Kerana dia sudah menjadi seorang Muslim. Tak ada yang mau menerimanya ketika itu, selain saudara-saudaranya dari komuniti Muslim.


Ia memutuskan untuk berangkat ke Bosnia bersama dua orang rakan Muslimnya yang lain. Mereka bergabung bersama Muslim Bosnia dengan tujuan dapat  hidup secara Islam dan ingin belajar ilmu-ilmu keislaman.


Empat bulan telah berlalu. Beberapa rakannya dari Inggeris mengajaknya untuk pulang ke Inggeris. Ia menolaknya. Akhirnya ia tetap menetap di Bosnia.


Ia seorang yang sangat cepat belajar ilmu-ilmu Islam. Dawood juga dengan cepat menguasai bahasa Arab. Teman-temannya bercerita bahwa ia adalah seorang Muslim yang taat dan teguh memelihara sunnah. Ia termasuk peribadi  yang disayangi oleh teman-teman dan saudara-saudaranya sesama Muslim di Bosnia.


Ia tidak melewatkan untuk sholat malam, walau cuaca teramat sangat dingin. Bahkan ia sering berdoa sepanjang malam. Ia hanya tidur sebentar dengan posisi tidur meringkuk ke kanan.


Setelah beberapa waktu kemudian, ia bergabung dengan mujahidin Bosnia dibawah komando Abul Harith. Komandannya juga sangat menyayangi Dawood kerana kesalehannya.


Malam sebelum Dawood gugur di medan pertempuran, ia sempat bermimpi. Dalam mimpi tersebut, ia berjalan di antara dua sisi istana yang sangat besar dan megah.
Ia sempat bertanya ” Siapakah pemilik Istana yang megah ini ?”
“Inilah milik salah seorang syuhada” begitulah jawaban dari mimpinya itu.


Dawood bertanya lagi, “Dimanakah istana milik Abu Ibrahim?” Abu Ibrahim adalah salah seorang teman dekat Dawood yang berkebangsaan Turki. Mereka dahulu bersama-sama datang dari Inggeris. Abu Ibrahim ditembak mati oleh PBB Perancis dekat Bandara Sarajevo.
Suara dalam mimpi Dawood tersebut menjawab ” Istana Abu Ibrahim ada di sana”.


Dalam mimpi itu Dawood berlari menuju rumah teman dekatnya Abu Ibrahim. Dalam berlari itu ia terjatuh hingga ia bangun dari tidurnya kemudian menceritakan mimpinya.


Komandannya Abul Haristh sudah menduga bahwa Dawood mungkin akan gugur di medan pertempuran berikutnya setelah mendengar cerita mimpi Dawood. Mungkin saja ia akan segera menyusul sahabatnya Abu Ibrahim, karena ia ceritakan dalam mimpinya bahwa ia berlari menuju Istana Abu Ibrahim.


Keesokan harinya Dawood terlibat dalam sebuah operasi militer melawan Pasukan Croatia. Dawood  ditembak tepat di jantungnya . Ia berguling ke bawah bunker Croatia yang mengakibatkan jasadnya tidak bisa diambil. Ia mati disitu juga.


Setelah tiga bulan berikutnya, barulah jasad Dawood ditemukan oleh Pasukan Mujahidin. Diceritakan oleh Komandannya,  Abul Haritsh bahwa jasad Dawood saat ditemukan sudah berbau kasturi. Jasad tersebut ditemukan seperti posisi Dawood  tidur iaitu meringkuk menghadap ke kanan. Subhanallah…
sumber: Kisahmuallaf.com

No comments:

Post a Comment